Rabu, 29 April 2009

PELAJARAN BAHASA JAWA

Bahasa daerah merupakan bahasa lokal yang diakui oleh negara sebagai alat komunikasi yang digunakan dalam wilayah tertentu. Bahasa daerah dalam kedudukannya sebagai bahasa pendukung dari bahasa nasional dapat memperkaya bahasa nasional, posisi demikian sangat ideal dan jangan berharap lebih untuk ini.
Bahasa Jawa merupakan bahasa daerah terbesar di negeri ini, dari segi pemakainya. Suku bangsa Jawa yang mendiami pulau Jawa dan orang Jawa yang tinggal di beberapa pulau di nusantara ini masih menggunakan bahasa Jawa sebagai alat komunikasi antar orang Jawa. Bahasa Jawa merupakan salah satu bagian dari budaya Jawa mempunyai beragam dialek geografis.
Corak dan warna kebahasaan setiap daerah tersebut memiliki ciri khas tersendiri.
Keberagaman tersebut dapat dikatakan sebagai kekayaan bahasa Jawa. Setiap daerah di Jawa mempunyai dialek dan logat sendiri, kita kenal dialek Bayumas, Tegal, Jawa Timuran dan Jogja-Solo. Masing-masing daerah mempunyai masyarakat pendukung dengan kebanggaan tersendiri untuk membawakannya.
Keberagaman ini cukup pantaslah untuk dihargai, sepantaslah bila ego pribadi atau kelompok dihilangkan yang seharusnya dimunculkan adalah semangat toleransi. Bahasa Jawa bukan merupakan bahasa nasional, dengan demikian semangat untuk membuat sebuah standarisasi kebahasaan dilunturkan. Masyarakat pendukungnya tentu akan jengah, yang pada akhirnya akan menimbulkan sesuatu yang kontra produktif.
Pelajaran Bahasa Jawa sebagai muatan lokal diharapkan dapat membuka wawasan tentang keberagaman ini. Pendidikan sebagai proses pendewasaan, maka dengan pemuatan muatan lokal yang bersifat kedaerahan dapat membuka cakrawala pandang terhadap budayanya sendiri. Tata nilai budaya Jawa yang sifatnya universal harus lebih dikedepankan sehingga dapat memunculkan cara berpikir secara lokal untuk bertindak secara global. Nantinya manusia Jawa dengan kepribadian dan karakter yang nJawani dapat dikenal sebagai sebuah identitas.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar